Lagu dan drama memiliki banyak kesamaan dan saling melengkapi. Namun, dengan kedua seni tersebut, nilai sebenarnya seringkali terabaikan. Dalam musik baru, ada kalanya keliru jika permainan aktif seperti robot dianggap sebagai “musik baru yang fantastis” karena “terspesialisasi”. Teori serupa berlaku untuk akting. Seringkali banyak aktor menjadi terkenal bukan karena fleksibilitas mereka dalam mengambil peran tetapi karena alasan lain seperti penampilan, penerimaan di media, dan sebagainya.
Benar, penguasaan dalam mencapai seni memang membutuhkan keterampilan yang kompleks. Namun, itu bukan satu-satunya aspeknya. Jika tidak ada perasaan, tidak ada emosi, baik dalam akting atau audio, tidak ada kehidupan sehari-hari yang diberikan pada karya tersebut dan tidak ada percakapan otentik, yang merupakan komponen paling penting dari karya seni.
Dalam lagu terdapat dinamika (varian mendalam) dan nuansa (varian halus). Mengikuti dinamika dan nuansa suatu karya, seseorang harus melakukan ini dan terus dapat dipercaya terhadap peringkatnya. Namun, melakukan hal tersebut tidak serta merta sama dengan mengekspresikan emosi atau emosi.
Solusinya terletak pada masuk ke dunia komposer dan mengambil sudut pandangnya ketika ia pertama kali mengarang atau menulis karya tersebut. Dalam drama, bunyinya seperti ini: Seorang aktor, setelah mengetahui perannya, memutuskan bagaimana memerankan karakternya. Dia mewujudkan bagian itu dan menghasilkan karakter itu. Ekspresi wajahnya, nada suaranya, kecepatannya, gerak tubuh dan posturnya, dll., semuanya dibuat dengan cermat. Aktor mencurahkan jiwanya ke dalam karakter untuk mengilhami kehidupan dan sebagai hasilnya menghidupkannya. Dia harus mengambil sudut pandang karakter itu dan tumbuh menjadi karakter tersebut.
Prinsip yang sama juga berlaku pada lagu. Awalnya, seseorang harus mencirikan karya tersebut, yang telah dilindungi dalam artikel pendek sebelumnya. Selanjutnya, seseorang harus benar-benar menyelami sudut pandang komposer untuk karya tertentu. Apa yang dikatakan secara serius oleh bagian itu? Pikiran batin apa yang terkandung di dalamnya? Apakah di dalamnya terkandung rasa menghargai, benci, kebutuhan, pengurangan, kegembiraan, dan sebagainya? Dengan mewujudkan pemikiran masyarakat, sebuah lagu bermain dengan mengkomunikasikan emosi masyarakat, yang kemudian menimbulkan kesan emosional pada penontonnya dan kini seni pun mulai merajalela.
Dan setiap bagian memiliki keunikan dalam emosinya masing-masing. Namun, beberapa musisi sampai taraf tertentu menjadi homogen. Rekomendasi saya adalah agar musisi dari tingkat mana pun juga mempelajari seni yang luar biasa sampai tingkat tertentu. Selain itu, para aktor harus meneliti lagu sampai tingkat tertentu. Keduanya akan membantu memperluas pemahaman seseorang terhadap keahliannya. Mendedikasikan waktu dan latihan, seperti yang dilakukan oleh seorang ahli sejati, manfaatnya sangat berharga.
Musik baru adalah perangkat lunak yang kuat untuk transformasi diri. Orang-orang mendengar musik dan secara naluriah ingin bertepuk tangan, mengetuk, atau menari. Lagu mempunyai kekuatan untuk mengembangkan vitalitas tersebut. Ini memanfaatkan perasaan, kualitas, dan ekspresi yang tersembunyi. Ini bersifat terapeutik. Hal ini akan membantu melakukan perbaikan terhadap apresiasi estetika seseorang. Ini benar-benar energi yang berbeda. Benar-benar mewujudkan sensasinya merupakan aspek integral.